Halaman

Sabtu, 16 Mei 2015

Membiasakan elihat kebaikan

Seharusnya kita lebih heran melihat wanita berpakaian minim daripada melihat wanita bercadar
Walaupun saya insya Allah tdk akan bercadar, saya ingin mengatakan ini
Awalnya saya seperti kebanyakan orang, heran melihat wanita bercadar bahkan takut.
Saya pertama kali melihat orang bercadar di BRT, suasana menjadi hening ketika mereka masuk...
Kedua kalinya saya melihat di BRT juga, saat itu saya pulang bersama temanku, dia menggoyang2kan kaki seolah berkata lihat itu, tampak dia keheranan.
Semua penumpangpun terlihat keheranan, saya tahu apa yang dipikirkan mereka “teroris”
Awalnya saya jg aneh dan sedikit takut, tapi setelah melihat acara Hafidz Indonesia, ada wanita bercadar disana, dia adalah ibu Musa , ibu dari anak yg berumur 5,5 tahun hafal Allquran 29 juz. Dan saat ayah Musa ditanya kenapa Musa bisa seperti itu? Beliau menjawab, salah satunya adalah karena istrinya.
Dan juga dalam acara yang sama saya melihat wanita bercadar dari Sragen yg mendapat ijazah Sanad . Saat dia melantunkan ayat suci Alquran begitu indah, menghilangkan pandangan negatifku terhadap wanita bercadar. Ketika itu Irfan Hakim kurang lebih berkata acara ini bukan untuk pamer melainkan memberi motivasi. Saat itu aku berfikir bagaimana wanita itu bisa pamer, wajahnya saja tidak kelihatan.
Dua wanita itu yang merubah pandangan negatif saya terhadap wanita bercadar.
Jangan heran melihat wanita bercadar, kan nanti insya Allah pas kita haji di lingkungan sana akan melihat banyak wanita bercadar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar